Categories

Suka menulis? Baru mencoba untuk menulis?
Kembangkan keahlian menulismu dan kirimkan ke iqbal_gamala@yahoo.com . Syaratnya simpel, harus karyamu sendiri. Setelah disunting dan dinyatakan layak tampil, karyamu akan dipost di blog ini dan diberikan Hak Cipta atas namamu (Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License).

Love to write? or just getting started to write?
Improve your writing skill and send your work to iqbal_gamala@yahoo.com . It has to be your own sweat and blood, no copy paste! Once edited and declared eligible, your work will be posted on this blog, and licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License)


Iqbal Gamala


Sabtu, 05 Mei 2012

Lukisan Zaman Es



Lukisan di dinding goa Lascaux, Perancis (15000-10000 SM)
Lukisan-lukisan dinding di gua-gua Eropa dari masa prasejarah menunjukkan keragaman makhluk yang luas. Termasuk sekelompok kuda-kuda liar, kawanan rusa kutub dan lembu, kucing liar, burung, dan mammoth. Binatang-binatang ini digambarkan tengah dalam aksi, berlari di sepanjang dinding gua ketika dikejar oleh manusia-manusia pemburu. Lukisan-lukisan dramatis ini dibuat di dalam gua yang gelap, lembab dan dingin. Seniman-seniman Zaman Es juga membuat patung dan model figur dari tanah liat. Mereka mengukir dinding gua dan memahat tanduk-tanduk dan gading mammoth menjadi bentuk-bentuk binatang.

File:San Rock Art - Cederberg.jpg
Lukisan pemburu dan gajah, Cederberg, Afrika Selatan
Lukisan-lukisan dan pahatan sering kali dikubur begitu dalam di lubang-lubang bawah tanah sehingga banyak di antaranya tidak ditemukan sampai tahun 1900s. Tidak diketahui alasan kenapa lukisan-lukisan ini disembunyikan seperti ini. Faktanya, tidak ada yang tahu pasti sama sekali kenapa gambar-gambar ini dibuat. Beberapa ahli mengatakan kemungkinan adanya alasan bersifat kepercayaan dibuatnya lukisan-lukisan ini. Mungkin pernah digunakan dalam upacara-upacara magis untuk membantu para pemburu dan menunjang kesuburan. Kadang kala, ada beberapa guratan berbeda pada satu tempat yang sama, satu gambar dibuat di atas gambar lainnya. Ini membuat beberapa lukisan dan ukiran gua sangat sulit untuk dilihat. Para ahli telah menghabiskan banyak waktu menggambar ulang di kertas mereka untuk memperjelasnya. Bagi seniman-seniman prasejarah, proses melukis tampaknya lebih penting ketimbang hasil jadinya. Mungkin saja, proses melukis dan mengukir tersebut termasuk dalam upacara kepercayaan.
Gua Tewet, Kalimantan Timur, Indonesia
Pelukis Zaman Es menggunakan kapur untuk warna putih, batu bara untuk warna hitam, oker untuk warna kuning, dan oksida besi untuk warna merah. Kadang kala digunakan juga mineral-mineral yang di panaskan untuk memperoleh warna-warna lain. Zat-zat warna dicampur dengan air dan dilukis menggunakan bantalan berbulu, kuas bulu binatang, atau cukup dengan jari.
Teknik lain yang digunakan adalah dengan menyemburkan cat dari mulut untuk menciptakan efek percikan. Mereka menggunakan lampu minyak untuk menerangi gua dan kadang membangun kerangka dari kayu untuk meraih tempat yang lebih tinggi. Dengan teknik sederhana ini, seniman Zaman Es menghasilkan gambar-gambar dengan kompleksitas yang mengejutkan bagi komunitas yang masih sangat sederhana.






Oleh : Iqbal Gamala

Creative Commons License
Lukisan Zaman Es by Iqbal Gamala is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar