Kuil Abu Simbel dari masa Ramses II |
Dewa Ra* |
Dewa Osiris* |
Selama sejarah
panjang mereka, bangsa Mesir menyembah banyak dewa, masing-masing berperan
dalam berbagi aspek berbeda di kehidupan sehari-hari. Dewa utama mereka adalah
Ra, dewa matahari. Dia terlahir kembali setiap fajar dan mengembara menyusuri
langit selama siang hari. Dalam wujud Matahari, Ra membawa kehidupan pada Mesir.
Dia menjadikan tumbuhan tumbuh dan hewan-hewan kuat. Bangsa Mesir kuno menyebut
Firaun mereka sebagai Anak-anak Ra. Firaun dianggap abadi, yang artinya mereka
sebenarnya tidak pernah benar-benar mati. Mereka dikubur di dalam
piramid-piramid besar atau, di kemudian hari, di kuburan-kuburan bawah tanah.
Barang-barang tertentu dan harta dikubur bersama mereka, untuk menjamin
perjalanan yang aman dan nyaman ke kehidupan selanjutnya.
Bangsa Mesir
percaya bahwa semua yang terjadi di kehidupan diatur oleh para dewa. Mereka
menyembah dewa-dewa untuk memperoleh perlindungan. Orang-orang mencoba meraih
kehidupan yang baik, sehingga setelah mati mereka mampu memasuki dunia
selanjutnya, yang mereka sebut Padang Ilalang. Mereka beranggapan bahwa padang
ini adalah versi sempurna dari Mesir itu sendiri. Untuk mencapainya, mereka terlebih dahulu
harus melewati Duat, alam kubur yang berbahaya. Lalu mereka akan diadili oleh
Osiris, dewa alam kubur. Jika mereka dulu menjalani hidup yang baik dan lolos
dalam ujian, mereka akan hidup kekal di Padang Ilalang.
Bangsa Mesir membawa semacam buku pedoman ke dalam peti mati mereka sebagai bantuan. Intruksi-intruksi manual yang terdapat di dalamnya mengandung mantra-mantra bagi orang mati dalam perjalanan menuju Duat. Salah satu yang paling terkenal dari buku-buku pedoman ini adalah Book of Death, buku kematian.
Salah satu papyrus dari Book of Death bangsa Mesir |
keterangan : * hak cipta dipegang oleh Jeff Dahl, images files is licensed under the Creative Commons Attribution- Share Alike 3.0 Unported, 2.5 Generic, 2.0 Generi and 1.0 Generic license.
Text Oleh : Iqbal Gamala
Kepercayaan Mesir Kuno by Iqbal Gamala is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar