Categories

Suka menulis? Baru mencoba untuk menulis?
Kembangkan keahlian menulismu dan kirimkan ke iqbal_gamala@yahoo.com . Syaratnya simpel, harus karyamu sendiri. Setelah disunting dan dinyatakan layak tampil, karyamu akan dipost di blog ini dan diberikan Hak Cipta atas namamu (Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License).

Love to write? or just getting started to write?
Improve your writing skill and send your work to iqbal_gamala@yahoo.com . It has to be your own sweat and blood, no copy paste! Once edited and declared eligible, your work will be posted on this blog, and licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License)


Iqbal Gamala


Senin, 03 Agustus 2009

Sepotong Kabar dari Pedalaman


Kami, sakit yang di tutup-tutupi
Kami, gelora yang berparas masam
Kami, sosial yang di lekuk-lekuk
Kami, peselingkuh jiwa di pesisir

Kami adalah sepotong nyawa ber-ibu anak sungai
Mengalir deras di sela bebatuan licin
Mencari-cari standan pasang untuk esok kami perah nyawa darinya
Atau kami kehilangan sabar
Menguak-nguak belantara dan melempar tombak di tubuh kijang liar
Karena kami mencari jantung disimbah duka

Kami berkaki kasar dan bau
Berkeringat susah di pinggir unggun
Dan menggigil hebat disandar bambu
Kami berahang tegas
Raut kami dalam
Kental oleh nelangsa
Badan kami setengah perjaka
Dan otak kami bebal di gulung janji

Kami,
Lihat...
Berbadan cungkring
Rusuk tajam berderet
Perut yang sejak awal alaf
Menggerendeng minta diisi
Kami, sosok yang bermuram durja
Sering merenung
Dan terlalu banyak makan asam garam

Kami, sosok yang geram
Menghibur diri bermain di tepi pantai
Bersimbah cahaya bulan
Menapak pasir lambat kemilau
Berteriak parau di bentang cakrawala

Sampaikan raut wajah kami pada tuan
Sampaikan geram kami
Sampaikan sakit kami
Sampaikan riak sungai kami
Sampaikan pada tuan disana

Hingga kami tak perlu memanggil
Tak perlu berpeluh
Tak perlu merenung
Tak perlu bermuram durja
Tak perlu hilang keperjakaan
Tak perlu memerah nyawa
Tak perlu mengoyak jantung
Hingga kami tak perlu sengsara dipeluk tuan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar